Archives

♣ Muslimah & Dakwah


MUSLIMAH & DAKWAH

بسم الله الرحمن الرحيم

Wanita sama seperti lelaki dalam kewajiban berdakwah kepada Allah Ta’ala dan beramar ma’ruf, nahi mungkar.

Dalil-dalil dari Al-Quran dan Sunnah mencakup semuanya, kecuali yang dikecualikan oleh dalil. Ucapan para ulama juga jelas dalam hal itu. Di antara dalil dari Al-Quran tentang hal itu:

“Kaum mukminin dan mukminat, sebahagian mereka adalah penolong bagi sebahagian lainnya. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar”

[QS. At-Taubah:71]

“Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi manusia. Kalian menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar serta kalian beriman kepada Allah”

[QS. Ali Imran:110]

Hendaknya wanita itu berdakwah kepada Allah Ta’ala dengan adab-adab yang sesuai dengan syari’at yang juga dituntut dari para lelaki. Wanita itu juga harus sabar dan mengharap pahala dari Allah Ta’ala:

“Bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”

[QS. Al-Anfal:46]

Dan juga firman Allah Ta’ala yang menceritakan ucapan Luqman kepada anaknya:

“Wahai anakku, dirikanlah solat, suruhlah kepada yang ma’ruf, laranglah dari yang mungkar dan bersabarlah engkau menghadapi apa yang menimpamu, kerana itu adalah perkara yang diwajibkan Allah Ta’ala”

[QS. Luqman:17]

Kemudian dia juga hendaknya memperhatikan beberapa perkara, seperti:

Dia harus menjadi tauladan dalam menjaga iffah (kehormatan), hijab dan amal soleh. Hendaknya dia menjahui tabarruj dan ikhtilat (bercampur-baur antara lelaki dan wanita yang bukan mahram) yang itu adalah terlarang hingga dia berdakwah dengan ucapan dan perbuatan dalam meninggalkan apa yang diharamkan Allah Ta’ala atasnya. (Ini jawaban atas soal: Apakah pendapat anda antara wanita dan dakwah?)

Soal berikutnya:

Apakah perlu kita sediakan waktu untuk wanita agar dia berdakwah kepada Allah Ta’ala?

Jawab:

Saya tidak dapati ada larangan dalam hal itu. Jika ditemui ada wanita solehah yang dapat berdakwah, maka selayaknya dia dibantu, diatur waktunya, diminta darinya untuk membimbing para wanita sejenisnya, kerana memang para wanita inginkan kepada para pembimbing wanita. Adanya wanita seperti ini di kalangan wanita lainnya kadang lebih bermanfaat dalam menyampaikan dakwah untuk mengajak kepada jalan yang benar daripada lelaki. Kadang wanita-wanita itu malu bertanya kepada da’i yang lelaki, sehingga dia menyembunyikan apa yang seharusnya dia tanyakan. Kadang pula dia terlarang untuk mendengarkan dakwah dari lelaki. Namun jika da’inya wanita, dia tidak demikian. Kerana dia dapat berdekatan dengannya dan menyampaikan apa yang perlu baginya serta hal itu lebih besar pengaruhnya.

Maka wanita yang memiliki ilmu hendaknya menjalankan kewajiban dakwah ini dan membimbing kepada kebaikan semampunya berdasarkan firman Allah Ta’ala:

“Ajaklah mereka kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan nasihat yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang paling baik”

[QS. An-Nahl:125]

“Katakanlah: Inilah jalanku, aku berdakwah kepada Allah berdasarkan bashiroh (ilmu), aku dan orang yang mengikutiku”

[QS. Yusuf:108]
“Dan siapakah yang lebih baik ucapannya daripada orang yang berdakwah kepada Allah dan beramal soleh dan dia mengatakan: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (Islam)”

[QS. At-Taghabun:16]

“Maka bertakwalah kalian semampunya”
[QS. Fushilat:33]

Ayat-ayat yang semakna dengan ini cukup banyak. Mencakup lelaki dan wanita dan hanya Allah Ta’ala-lah yang memberikan taufik.

[Majmu’ Fatawa wa Maqaalat:7/323-326]

SUMBER
Dikutip dari Buletin Islami “Al-Minhaj”, Edisi kedua, Tahun I, Hal. 16
Diterbitkan oleh Maktabah Adz Dzahabi Group, Kota Medan