Archives

♣ Beberapa Penyebab Keluar Dari Istiqamah


بسم الله الرحمن الرحيم

Mengetahui perkara yang bisa menyebabkan seseorang keluar dari jalan istiqamah merupakan perkara yang sangat penting. Hudzaifah Ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu berkata: “Orang-orang (para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kebaikan, namun aku bertanya kepada beliau tentang kejahatan (karena) khawatir (kejahatan tersebut) menimpaku.” (HR. Al-Bukhari)

Melalui hadits ini dan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ

“Agama itu adalah nasihat.” (HR. Muslim dari shahabat Tamim Ad-Dari radhiallahu ‘anhu)

Ada beberapa perkara yang menyebabkan seseorang menyeleweng dan keluar dari istiqamah, di antaranya:

a. Hilangnya dasar-dasar keistiqamahan di tengah kaum muslimin dan terbukanya pintu-pintu penyelewengan yang berakibat mendekatnya penyeru-penyeru penyelewengan dari kalangan syaithan jin dan manusia. Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Ibnu Majah dalam Sunan-nya, Ibnu Hibban di dalam Shahih-nya, Ad-Darimi di dalam Sunan-nya dan selain mereka dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani di dalam kitab Shahih Sunan Ibnu Majah, 1/7, hadits no. 11, dari shahabat Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah garis lurus dengan tangan beliau dan mengatakan: “Ini adalah jalan Allah yang lurus.” Lalu beliau menggaris dari kanan dan kiri kemudian mengatakan: “Ini adalah jalan-jalan yang tidak ada satupun dari jalan-jalan tersebut melainkan syaithan menyeru di atasnya.” Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Ini adalah jalanku yang lurus maka ikutilah dia, dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan yang menyebabkan kalian terpisah dari jalan-Nya. Demikianlah wasiat Allah kepada kalian agar kalian menjadi orang yang bertakwa.”

b. Meninggalkan pendidikan Islami bagi generasi muslim sejak dini dan menganggap perkara tersebut sebagai perkara kecil. Generasi penerus itu tidak diarahkan kepada sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat mereka. Lalu bagaimana bisa diharapkan bila demikian cara peletakan batu pertama terhadap generasi Islam, agar dia tumbuh menjadi orang yang cinta terhadap ketaatan, benci terhadap kemaksiatan dan selamat fitrahnya?

c. Memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mencari kesenangan hidup tanpa ada aturan syariat. Sehingga anak pun melakukan segala kerusakan selama dia bisa mendapatkan kesenangan, seperti permainan yang melalaikan, menonton film-film porno dan sinema yang penuh kedustaan, narkoba, ‘dugem’, pergaulan bebas, merokok, musik, dan lain-lain.

d. Hilangnya perhatian para guru terhadap anak didiknya, sehingga mereka berbuat apa saja yang diinginkan, walaupun hal itu bertentangan dengan apa yang dikajinya. Hal ini mengakibatkan pada diri mereka muncul dua pendorong yang berbahaya. Pertama: Dorongan untuk terjerumus menjadi orang yang menyeleweng, dan Kedua: Menjadi orang yang bangkrut kehidupan dunia dan akhiratnya.

e. Meninggalkan rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala (masjid) dan tidak memenuhi panggilan seruan da’i-Nya, karena melanglang buana dalam aktivitas yang tidak berguna untuk dunia, terlebih untuk akhirat. Inilah mayoritas perbuatan yang dilakukan di tengah muslimin, terlebih di kalangan para pemuda yang cenderung senantiasa melampiaskan nafsunya.

f. Bertebarannya kemungkaran di tengah-tengah kaum muslimin dan terciptanya lingkungan yang jelek dan kotor. Semua ini sangat mungkin menjadi sebab terjadinya penyelewengan dan keluar dari istiqamah.

g. Terlepasnya tali hubungan antara anak dan bapak yang shalih lagi bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga anak menempuh jalan-jalan kedurhakaan yang merupakan seruan Iblis dan tentara-tentaranya untuk menuntut keadilan dan kebebasan hidup dari orang tua yang shalih dan bertakwa tersebut. (Lihat kitab Asbab Istiqamah Asy-Syabab wa Bawa’its Inhirafihim karya Asy-Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhali, hal. 29-32).

Ini beberapa sebab terjadinya penyelewengan dan keluarnya seorang muslim dari jalur istiqamah. Keadaan ini membutuhkan jawaban (solusi) agar jangan sampai generasi Islam pada masa yang mendatang menjadi pengibar bendera kesesatan dan penyelewengan, menjadi generasi yang tidak berdaya di hadapan musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala, generasi yang egois, rusak moral, menjadi generasi yang rendah dan budak piaraan musuh-musuh mereka. Tentu jawabannya adalah harus kembali meniti jalan salaf (pendahulu) kita yang shalih di dalam memahami dan mengamalkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِيْنِكُمْ

“Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan dan tidak akan tercabut kehinaan tersebut sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Dawud dari shahabat Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 423)

Al-Imam Malik rahimahullah mengatakan:

لَنْ يُصْلِحَ أَمْرَ هَذِهِ اْلأُمَّةِ إِلاَّ مَا أَصْلَحَ بِهَا أَوَّلَهَا

“Sekali-kali tidak akan ada yang memperbaiki urusan umat ini melainkan (harus kembali) kepada apa yang telah memperbaiki umat terdahulu.”

Seorang penyair mengatakan:

كُلُّ خَيْرٍ فِي اتِّبَاعِ مَنْ سَلَفَ وَكُلُّ شَرٍّ فِي ابْتِدَاعِ مَنْ خَلَفَ

“Setiap kebaikan itu karena mengikuti salaf dan setiap kejahatan itu karena kebid’ahan orang kemudian.”

Abu ‘Amr Al-Auza’i rahimahullah mengatakan:

عَلَيْكَ بِآثَارِ مَنْ سَلَفَ وَإِنْ رَفَضَكَ النَّاسُ

“Hendaklah kamu mengikuti jalan-jalan pendahulumu yang shalih sekalipun orang-orang menolakmu (tidak menyukaimu).”

Wallahu a’lam.

* http://www.facebook.com/groups/penerusummahatulmukminin